Santri Tutup Kuping Dengar Musik, MUI dan Yenny Wahid: Jaga Hafalan Alquran

Sejumlah santri tutup kuping saat ada musik. (Foto: net)

Sindiran terhadap santri yang menutup kuping saat mendengar musik, membuat sejumlah tokoh ikut buka suara. Mereka meminta agar semua pihak menghormati sikap para santri itu.

Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Ziyad yakin para santri itu merupakan para penghafal Alquran yang tengah menjaga hafalannya agar tak terganggu dengan suara musik.

Ia meminta kepada semua pihak agar husnuzan atau berprasangka baik. Jangan menuduh bahwa para santri tersebut merupakan garis keras.

"Di mana pun, apa yang terjadi pada santri ini harus dihormati. Saya husnuzan mereka bukan garis keras, bukan anti-musik, tidak. Jadi semata-mata mereka menjaga hafalan mereka agar tak terganggu," kata Ziyad.

Senada dengan Ziyad, Direktur Wahid Foundation yang juga putri KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menghafal Alquran bukan perkara mudah. 

Dia menceritakan pengalaman temannya, Gus Fatir dari Pondok Pesantren Al-Kenaniyah yang sudah mulai menghafal Alquran sejak usia lima tahun. Menurut Gus Fatir, dalam menghafal Alquran memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa fokus.

Menurutnya video viral, tindakan menutup telinga tidak bisa disebut radikal karena para santri hanya ingin konsentrasi penuh dalam menghafal Alquran. 

“Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Alquran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” ujarnya.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof dr Zubairi Djoerban turut buka suara. Prof Zubairi memang dikenal aktif memberikan pandangannya terkait berbagai isu mengenai pandemi maupun isu sosial kekinian.

"Menyalakan api pada isu-isu agama, seperti tentang santri penghafal Qur'an, dan berharap itu akan menggalang dukungan publik, adalah malapetaka," kata Zubairi dalam akun Twitternya.

Prof Zubairi meminta semua pihak menahan diri.

"Berhentilah bikin kacau. Selama kita bertengkar pada soal yang begini terus, bisa-bisa tak ada ruang tersisa untuk masalah nyata," katanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel