Mati Mendadak Tanpa Sempat Taubat, Benarkah Bentuk Murka Allah?

FENOMENA mati mendadak seperti sudah menjadi hal yang biasa saat ini. Tiba-tiba saja, rekan, sahabat, ataupun keluarga kita meninggal tanpa terlebih dahulu jatuh sakit.

Hanya saja, banyak orang yang mati mendadak tanpa sempat meninggalkan maksiat yang selalu dia jalani. Benarkah kematian mendadak pada orang tersebut merupakan bentuk dari murka Allah Ta'ala?

Dari Ubaid bin Khalid as-Sulami, seorang laki-laki dari sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, perawi terkadang mengatakan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan terkadang mengatakan dari Ubaid, dia berkata: "Kematian mendadak adalah siksaan yang membawa penyesalan".

Ustaz Abu Ismail Muslim al-Atsari disalin dari majalan As-Sunnah menjelaskan, Akh-dzatu artinya siksaan atau serangan atau musibah. Sedangkan asaf memiliki dua makna, yaitu kesusahan yang serius dan kemurkaan. Dan para ulama telah menjelaskan mengapa kematian mendadak merupakan siksaan yang membawa penyesalan. Ali al-Qari rahimahullah berkata, "Yaitu, kematian mendadak merupakan dampak dari dampak kemurkaan Allah, sehingga Allah Azza wa Jalla tidak membiarkannya bersiap-siap untuk akhiratnya dengan tobat dan dengan mempersiapkan bekal akhirat, dan Allah Azza wa Jalla tidak memberikannya sakit yang bisa menjadi penghapus dosa-dosanya."

Ibnu Baththal rahimahullah berkata, "Hal itu wallahu alam- karena di dalam kematian mendadak dikhawatirkan terhalangi dari membuat wasiat dan tidak mempersiapkan untuk (bekal) akhirat dengan tobat, dan amal-amal saleh lainnya." Akan tetapi bukan berarti semua orang yang mati mendadak merupakan orang yang dimurkai oleh Allh Azza wa Jalla . Sesungguhnya hal itu berlaku bagi orang kafir atau orang yang selalu berada dalam maksiat. Adapun orang Mukmin, yang selalu mempersiapkan diri dengan iman yang sahih dan amalan yang saleh, maka kematian mendadak merupakan keringanan baginya.

Dari Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir". Kalimat ini juga diriwayatkan dari perkataan sebagian sahabat: Dari Ibnu Masud Radhiyallahu anhu, ia berkata: "Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir".

Yang dimaksud Mukmin di sini, adalah orang Mukmin yang telah mempersiapkan diri menghadapi kematian dan selalu memperhatikannya. Sedangkan orang kafir, maka sangatlah jelas, karena dengan kematian mendadak, ia tidak sempat bertobat dan mempersiapkan diri untuk akhirat.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, "Telah diriwayatkan dari Imam Ahmad dan sebagian (Ulama) Syafiiyyah tentang tidak disukainya kematian mendadak. Sedangkan Imam Nawawi rahimahullah meriwayatkan dari sebagian orang-orang zaman dahulu bahwa sekelompok orang dari para nabi dan orang-orang saleh mati mendadak. (Imam) Nawawi rahimahullah berkata, Itu disukai oleh orang-orang yang memperhatikan (akan datangnya kematian)." Aku (al-hfizh) berkata, "Dengan ini dua pendapat itu berkumpul".

Sumber: umma.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel