Kisah Jenazah yang Diantar Ratusan Kucing
Di dunia sekarang yang serba modern dengan segala sifat individualistik dan apatis, sangat jarang orang memperdulikan sesama makhluk Allah. Jangankan memiliki kepedulian terhadap hewan-hewan yang terlantar di jalan, kepedulian pada manusia saja rasanya sudah hampir punah.
Bagi sebagian kalangan ulama menganggap bahwa dunia sekarang sedang berada pada keadaan akhir, di mana segala musibah terjadi. Begitu pula musibah ketidakpedulian manusia kepada manusia lain, atau kepedulian manusia terhadap setiap makhluk ciptaan Allah.
Kisah ini mencoba mengingatkan kita betapa kepedulian itu sangat penting. Bukan hanya kepedulian atas manusia satu kepada manusia lainnya, melainkan juga kepedulian terhadap makhluk lain ciptaan Allah SWT, hewan misalnya.
Kisah ini diceritakan oleh Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa. Ketika beliau Habib Munzir sedang berada di Hadhramaut, tepatnya saat tinggal di kota Syihir di Rubat Mustafa milik Habib Husin Al-Habsyi (karena saat itu di Tarim belum kondusif), beliau melihat jenazah wanita tua sedang diusung.
Namun ada yang ganjil, jenazahnya itu tidak hanya diantar oleh manusia, melainkan oleh ratusan ekor kucing juga. Hal yang membuat siapapun heran tentunya.
Kemudian Habib Munzir pun menanyakan kepada orang-orang. Dari pertanyaan tersebut didapatilah jawaban bahwa wanita tua itu adalah orang yang terpuji saat hidupnya.
Di masa hidupnya, nafkahnya telah dicukupi anak-anaknya. Adapun kegiatan sehari-harinya adalah memasuki pasar setiap pagi untuk mengumpulkan sisa-sisa kepala ikan. Kepala-kepala ikan yang telah dikumpulkan dalam gerobak itu kemudian dibagikannya kepada kucing-kucing di jalanan.
Setiap pagi ratusan kucing telah berbaris menunggunya di pinggir jalan. Kegiatan ini telah dilakukannya selam bertahun-tahun.
Ketika wanita tua yang mulia tersebut wafat, maka kucing-kucing yang biasa beliau beri makan pun merasa kehilangan dan ikut mengantarkan jenazahnya, bahkan puluhan ekor kucing enggan meninggalkan makamnya selama berhari-hari.
Habib Munzir meneruskan, "Demikian Allah menjadikan ibrah (contoh). Bila hewan saja mempunyai perasaan terima kasih kepada yang memberinya, lalu bagaimana aku dan kalian yang selalu diberi oleh Allah, adakah perasaan terima kasih kita untuk selalu berbakti kepada Allah.(*)
Sumber: laduni.id