Rajin Sedekah, Kunci Sukses Djohari Zein Bangun JNE hingga Capai Ribuan Outlet

Di masa pandemi, bisnis yang tetap bergeliat adalah penjualan online. Yang turut terdongkrak adalah sektor pengiriman barang, salah satunya JNE. Perusahaan pengiriman barang ini sudah akrab di kalangan para penjual dan pembeli online. Di balik kesuksesan JNE yang memiliki ribuat outlet di berbagai penjuru tanah air, ada Djohari Zein. Ia adalah orang yangmembawa kesuksesan ekspedisi JNE hingga saat ini.

Djohari Zein atau yang akrab disapa Jo merupakan pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, tahun 1954. Lahir dari keluarga Tionghoa membuat jiwa pengusaha dalam dirinya bergejolak.  

Insting bisnis yang dimilikinya mulai tumbuh di usia muda, beliau terinspirasi sosok Kakek yang merupakan seorang penjual kue. Kakek Djohari Zein yang semula bekerja sebagai pembuat kue berhasil mendirikan toko kue sendiri.  

Pada saat SMP, Djohari Zein menggunakan mesin ketik ayahnya untuk membuat majalah, dan menjualnya ke teman sekolah. Usaha ini berlanjut hingga ia duduk di bangku SMA. 

Semasa sekolah, Jo kerap menerima bullyan dari teman-temannya. Selain bullying secara verbal, Jo juga sering mendapatkan bullying secara fisik. 

"Kalau di sekolah, tiba-tiba celana ditarik. Ya itu pernah kita alami. Itulah bunga-bunganya, saya syukuri, membuat saya kadang-kadang lebih waspada. Alhamdulillah itu semua bisa saya jalani, saya syukuri itu semua, saya jadi lebih mampu, lebih kuat," kata Djohari dalam channel YouTube Coach Yudi Candra, Selasa (17/03) seperti dikutip umma dari Kumparan.com

Djohari Zein. (Foto: Youtube/ Prilly Coach Yudi Candra)

Usai lulus dari SMA, Jo melanjutkan pendidikannya ke Akademi Perhotelan Trisakti. Dia langsung bekerja di Hilton International Hotel, setelah lulus dari kuliahnya. 

Pada 1980, Djohari Zein pindah ke perusahaan pengiriman multinasional, TNT. Di sana, Jo bekerja sebagai sales. Beberapa tahun kemudian, Jo dipromosikan menjadi operation manager TNT Indonesia.  

Pada 1985, Jo merintis perusahaan jasa pengiriman yang bernama Worldpak dan berganti nama menjadi Pronto. Karena tergolong perusahaan baru, perusahaan yang didirikan Jo mengalami cashflow yang bermasalah, Jo memutuskan untuk menjual sebagian saham perusahaannya ke perusahaan asing asal Singapura. 

Akibat permasalahan tersebut, misi Jo untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri menjadi terganggu. Jo memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang didirikannya tersebut. 

Belajar dari kegagalan, Djohari Zein mulai untuk mengembangkan system dan teknologi yang tidak kalah hebat dengan perusahaan logistik asing.  

Dengan pengalaman yang dimilikinya, Jo memutuskan untuk fokus pada quality service dan pengembangan sumber daya manusia di perusahaannya.  

Keputusan yang dibuat inilah yang menjadi cikal bakal kesuksesan JNE sebagai perusahaan logistik Indonesia. Jo berhasil mewujudkan misinya untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Kini JNE berkembang dengan sangat pesat, dan berhasil memperoleh omzet mencapai Rp 1 triliun dalam sebulan. Dengan 23.000 karyawan dan lebih dari 2000 gerai, JNE mampu mengirim satu juta paket tiap hari.  

Hidup bergelimang harta, tak membuat Djohari Zein lupa diri. Jo kerap menyisihkan sebagian dari uangnya untuk disedekahkan atau sekadar mengajak makan anak yatim, ke sebuah restoran. 

"Berbagi, sedekah itu bagi saya itu penting. Karena kalau saya belajarnya dari Almarhum bapak Suprapto yang mengajarkan atau yang bercerita tentang salah satu surat di al-quran, surat Al-Maun," ungkap Djohari. 

"Di mana kita diharapkan bisa berlaku dengan baik sesuai dengan agama yang kita anut. Jadi agama itu bukan hanya ibadahnya saja, seremonial. Tapi juga tingkah laku kita, termasuk menyayangi anak yatim, memberi makan orang miskin," jelasnya. 

Djohari Zein memiliki mimpi yang mulia, yakni mendirikan 99 Masjid di 8 penjuru dunia. Angka 99 diambil dari nama-nama baik Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99. 

Sumber: umma.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel