Menyiapkan Kain Kafan untuk Mengingat dan Menyambut Kematian
BANYAK yang melakukan hal ini. Demi mengingat kematian, mereka menyiapkan kain kafan. Mereka menyimpannya di lemari khusus. Adakah hal semacam ini sesuai anjuran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dikutip dari islamqa.com, mengingat kematian ataupun mempersiapkan kematian memang benar anjuran Rasulullah. Dalilnya shahih. Salah satunya terdapat dalam hadist berikut ini:
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Perbanyak mengingat pemutus kenikmatan maksudnya adalah kematian." (HR. Tirmizi, 2307, Nasai, 1824, Ibnu Majah, 4258 dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Tirmizi).
https://www.youtube.com/watch?v=Z1b-YKfF_ns
Ulama sepakat, mempersiapkan kematian dalam konteks hadist di atas adalah memperbanyak amal saleh serta berlomba dalam kebaikan. Sementara itu, tak ada anjuran dari nabi untuk mempersiapkan kain kafan. Tetapi, hal itu dibolehkan karena ada riwayat dari sebagian sahabat radhiyallahu anhum.
Dalam kitab Asna Al-Mathalib, 1/310 dijelaskan: "Tidak dianjurkan mempersiapkan kafan untuk dirinya, kecuali dari sisi kehalalan. Maka dianjurkan mempersiapkannya. Terdapat prilaku hal itu dari sebagian shahabat."
Beliau rahimahullah mengisyatkan hal itu sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari, 1277 dari Sahl bin Saad radhiallahu anhu berkata, "Seorang wanita datang membawa kain burdah dan berkata, "Wahai Rasulullah! sesungguhnya saya memintal (kain) ini dengan tanganku agar bisa memakaikan untuk anda." Maka Nabi sallallahualaihi wa sallam mengambilnya karena sedang membutuhkannya. Kemudian beliau keluar kepada kami, dan dijadikan sarungnya. Seseorang dari kaum berkata, "Wahai Rasulullah, tolong saya dipakaikan dengan (kain itu)?" Beliau menjawab, "Baik." Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam duduk dalam majlis kemudian pulang dan membungkusnya. Kemudian beliau kirimkan kepadanya. Orang-orang berkata kepada orang itu, "Tindakanmu meminta darinya kurang layak. Engkau telah mengetahui bahwa beliau tidak pernah menolak orang yang meminta. Orang teresbut berkata, "Demi Allah, saya memintanya semata-mata agar kain itu menjadi kafanku di hari kematianku." Sahal berkata, "Dan ternyata (benar), kain itu menjadi kafannya."
Ibnu Bathal rahimahullah mengomentari hadits, "Dibolehkan mempersiapkan sesuatu sebelum ada keperluannya. Sebagian orang saleh telah menggali kuburannya dengan tangannya, agar teringat waktu kematian dirinya. Sebaik-baik melihatnya di waktu senggang dan kosong sebagai persiapan waktu kembali (ke akhirat). Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda: "Sebaik-baik keimanan orang-orang mukmin adalah yang paling banyak mengingat kematian, dan yang terbaik dalam melakukan persiapan." (Syarh Bukhari, 3/267)
Sumber: umma.id