Tempuh 8 km Sampai di Sekolah, Guru Honorer Ini Gajinya Dirapel 3 Bulan

Tepat pada Hari Guru Nasional 25 November, Elly Mekawati (38), guru honorer asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menerima penghargaan guru berdedikasi tinggi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kuningan. Elly merupakan satu dari enam orang guru yang mendapat penghargaan serupa.

Penghargaan itu, Elly terima langsung dari Bupati Kuningan Acep Purnama dalam momen puncak HUT ke 75 PGRI dan Hari Guru Nasional tingkat Kabupaten Kuningan Rabu (25/11/2020). 

Ada kisah haru di balik penghargaan yang diterima. Perjuangan Elly untuk mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Situgede, Desa Situgede, Kecamatan Subang, tidaklah mudah.

Bahkan, dirinya harus menempuh jarak lebih dari 8 kilometer untuk bisa sampai di MI Situgede mengendarai sepeda motor seorang diri. Tiap hari dia berangkat pukul 06.30 pagi melalui jalanan berliku yang licin, serta harus naik-turun bukit menuju MI Situgede. Aktivitas itu ia lakoni sejak pertama kali dirinya menjadi guru honorer pada 2006.

"Jarak rumah saya ke sekolah itu ada delapan kilometer lebih, setengah jam perjalanan melewati perbukitan, hutan, jalannya rusak. Kalau hujan itu licin. Saya naik motor sendiri melewati jalan berbelok dan menanjak," kata Elly dikutip dari detik.com, Rabu (25/11). 

foto-foto: detik.com

Menjadi guru honorer selama 14 tahun, Elly mendapat honor Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu perbulan. Namun uang itu Ia terima saat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) MI Situgede cair atau tiga bulan sekali.

Meski begitu, kata Elly, Kepala Mi Situgede berbaik hati dengan memberikan dana talangan untuk membayar honor Elly. "Jadi guru honorer itu dibayarnya dari dana BOS. Kalau BOS cair baru diberi honor. Honornya sekitar Rp 200-300 ribu perbulan, itu dibayar kalau dana BOS cair tiga bulan sekali. Tapi kadang kepala sekolah itu tidak tega, kadang ditalangi oleh kepala sekolah dulu," ucap ibu tiga anak ini.

Diakuinya, honor yang ia terima itu hanya cukup untuk biaya operasional pulang-pergi mengajar. Meski begitu, tekadnya yang kuat untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa membuat Elly tetap bertahan menjadi guru honorer.

Di MI Situgede ini Elly mengajar studi Seni Budaya dan Keterampilan. "Saya tidak melihat nilainya tapi karena memang tekad dan semangat saya untuk mengajar. Ketika sampai di sekolah melihat senyum siswa itu lelah penat hilang semua. Karena niat kami benar-benar bisa mendidik generasi bangsa," tutur Elly.

Tapat di Hari Guru Nasional ini ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan nasib guru honorer. Ia juga berpesan kepada rekan-rekannya sesama guru honorer agar tidak putus asa berjuang mencerdaskan generasi bangsa.

"Harapannya dari saya untuk semua tenaga honor jangan putus asa terus berjuang mudah-mudahan dengan perjuangan kita pemerintah bisa lebih memperhatikan tenaga honorer karena tugasnya sama dengan guru PNS," ucap Elly.

Sementara, Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Pipin M Aripin mengungkapkan saat ini ada 6.300 guru honorer. Jumlah itu setengah dari total guru yang ada di Kabupaten Kuningan.

Ia berharap pemerintah agar lebih memperhatikan nasib guru honorer, baik itu yang masih menjadi tenaga sukarelawan maupun yang sudah diangkat menjadi tenaga P3K. "Kami dari PGRI terus mendorong pemerintah pusat untuk memperhatikan nasib guru honorer, termasuk yang sudah diterima P3K. Kami yakin pemerintah pusat bisa lebih memperhatikan nasib pahlawan tanpa tanda jasa ini," kata Pipin.

Sumber: UMMA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel