Catatan Pendek Tentang Ikhlas.


Ikhlas, menurut Qurais Shihab berasal dari kata kholis. Satu akan kata dengan kholas artinya sudah atau telah. Artinya ada aktifitas, ada sesuatu sebelumnya, sehingga berakhir dengan sudah atau telah. Lebih jelas lagi, kholis itu berarti murni, suci, setelah sebelumnya keruh. Ikhlas itu mengeluarkan yang keruh, yang bukan bagian darinya, sehingga suci murni dari yang keruh dan bukan bagian darinya. Tidak ada unsur yang lain selain yang dimaksud.

Inilah mengapa ada sebutan surat al Ikhlas dalam Al Qur'an. Karena di dalamnya mengandung makna peng-Esaan Tuhan, dengan mengeluarkan yang bukan sifat yang bukan sifat Tuhan. Dengan kata lain, surat ini mengikhlaskan sifat-sifat Tuhan, meniadakan sifat-sifat lain, selain sifat Tuhan. Pemahaman ini mengantarkan kita pada kesimpulan, bahwa ikhlas adalah bersifat aktif, bukan pasif. Sehingga sebenarnya kurang relevan ketika ada nasehat kepada orang yang baru saja kehilangan sepeda tercintanya, "diikhlaskan saja..."

Ikhlas itu jelas tidak mudah. Dalam literatur Arab sangat dikenal kata-kata: "kullu naasi halukah.. illa 'aalimun... kulllu 'alimiina halukah illa 'aamilun.. kullu 'aamilina halukah illa mukhlisun... wa kullu mukhlisin 'ala khotor."  

Arti secara mudahnya demikian, setiap manusia itu akan binasa (hancur, rusak dalam amal ibadahnya) kecuali orang yang berilmu, dan orang-orang yang berilmu itu pun akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, dan orang yang mengamalkan ilmunya pun akan binasa, kecuali orang yang ikhlas, meski begitu, orang yang ikhlaspun selalu dalam keadaan bahaya. Bahaya di sini karena boleh jadi awalnya seseorang sudah ikhlas tetapi kemudian terpengaruh oleh pujian, hasutan, ejekan, sehingga pada akhirnya ikhlasnya habis terkikis.

Ikhlas dalam konteks beribadah adalah memurnikan niat tidak lain hanyalah untuk memperoleh ridlo Allah, tidak yang lain. Sementara, ikhlas dalam koteks kehidupan bermasyarakat adalah dengan tidak mencampuradukkan niat dari setiap perbuatan kita dengan kepentingan-kepentingan di luar maksud utama. Misalkan, ketika kita diberi amanah untuk mengurus desa sebagai Lurah, harus serius menunaikan amanah tersebut sebagai tujuan utam.

Jjangan dicampur aduk dengan kepentingan eksistensi diri, kepentingan mencari popularitas, mencari keuntungan ekonomi, dan sebagainya. Dalam persahabatan kita juga harus ikhlas, jangan mencampurkan antara persahabatan dengan kepentingan-kepentingan yang menciderai persahabatan itu sendiri. Ikhlas itu adalah kemampuan kita untuk menjaga setiap perbuatan tetap berdasarkan motif yang murni.

Tidak mudah menemukan tanda-tanda ikhlas. Karena Tuhan sendiri menyatakan bahwa tidak ada yang tahu selain Dia. Ikhlas itu adalah rahasia antara manusia dan Tuhan. Malaikat dan setan saja tidak tahu. Dalam bahasa ilmiah dikatakan, kita hanya bisa menilai gejala dan fenomena. "tidak ada yang tahu isi hati seseorang ketika dia tersenyum di depan kamera..."

Inti ajaran agama itu melaksanakan ibadah dengan ikhlas. Ikhlas berarti tidak mencampurkan motivasi ibadah kepada selain Tuhan. Dengan demikian, orang yang tidak ikhlas dalam beribadah berarti syirik. Sekali lagi, ikhlas mencerminkan upaya menghindarkan pencampuran setiap perbuatan dari motivasi yang tidak benar. Motivasi yang tidak benar menjadikan tujuan ibadah tidak tercapai.

Ikhlas itu berkaitan dengan tujuan, bukan berkaitan dengan sebab dan dasar berbuat meski sangat dekat. Jika sebabnya tidak benar, maka perbuatan anda disebut illegal. Akibatnya tidak diterima atau ditolak, dianggap salah dan tidak pernah ada. Jika salah dalam motivasi, perbuatan anda disebuat sesat. Akibatnya, amal perbuatan itu tidak mendapat nilai, karena tidak pernah sampai.

Misal, anda disuruh ibu anda untuk beli garam. Ikhlas di sini tidak terkait dengan sebab anda membeli garam karena perintah ibu, tetapi terkait dengan untuk apa anda melangkahkan kaki menuju warung dan membeli garam. Adanya perintah hanya stimulan anda untuk melakukan, sedangkan tujuannya hanya anda sendiri yang menentukan. Apakah untuk cari muka agar uang saku esok hari ditambah, atau karena memang benar-benar anda patuh kepada perintah ibu dengan penuh takdzim.

Saya berharap, ikhlas itu tidak harus dibayar tunai begitu kita melakukan semua hal. Karena saya takut motivasi yang membuat saya semangat berbuat sesuatu adalah bukan motivasi yang semestinya. Sehingga bisa saja, kita sekarang asal berbuat sesuai dengan aturan yang ada, nanti suatu ketika di saat iman kita memuncak, bisa kita persembahkan semua itu ikhlas hanya sebagai ketundukan kita kepada Tuhan. 


Edited by EL


Kompasiana

Belum ada Komentar untuk "Catatan Pendek Tentang Ikhlas."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel