10 ADAB DALAM BERDOA
10 ADAB DALAM BERDOA
Mengutip Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar menyebutkan 10 ADAB BERDOA. Hal ini menunjukkan betapa sakralitas ibadah doa.
1. Pada Waktu Yang Mulia
kita menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
2. Pada Kondisi Yang Istimewa
kita memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.
3. Menghadap Kiblat
menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa.
4. Mengatur Volume Suara
mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
5. Menghindari kalimat bersajak
menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa.
6. Penuh Ketundukan
berdoa dengan penuh ketundukkan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
7. Mantabkan Hati
mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa. Sufyan bin Uyaynah mengatakan, sadar akan kondisi dirimu jangan sampai menghalangimu untuk berdoa kepada-Nya. Allah, kata Sufyan, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah makhluk-Nya yang paling buruk.
8. Terus menerus
meminta terus menerus dalam berdoa.
9. Membuka doa dengan zikir
membuka doa dengan lafal zikir. Kita dianjurkan untuk membuka doa dengan pujian dan shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.
10 Taubat
mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah Subhanahu wa ta’ala
dengan cara mematuhi segala aturan agama.
Pasal sepuluh ini yang sangat penting.
“PASAL KESEPULUH, ini pasal terpenting dan cukup mendasar dalam pengabulan doa, yaitu taubat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah Subhanahu wa ta’ala ,”
(Lihat An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, Kairo, Darul Hadits, 2003 M/1424 H, halaman 372).
Wallahu a‘lam.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.
Materi Training/Seminar Rezeki Healing
QUANTUM REZEKI DAN GPS REZEKI
Salam Rezeki Berlimpah
Ustadz Zuhri Alnain (Gus Amet)
Anaz Almansour (Wan Abi)
Founder Rezeki Healing