Sejumlah masjid di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan tetap menggelar ibadah salat Jumat di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat pada Jumat (9/7).

Salah satunya, salat Jumat digelar di Masjid Istana Yatim kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Para jemaah yang hadir tampak memakai masker dan saling menjaga jarak. Mereka juga membawa sajadah masing-masing. 

Khatib menyampaikan ceramah dengan singkat. Dia hanya melafalkan doa dengan Bahasa Arab. Sesekali dia mengucapkan doa dengan disertai kata corona. Saat salat dimulai, imam terisak ketika membaca ayat suci Al-Qur'an. Suaranya sedu sedan.

Sesekali imam salat berhenti melafalkan doa untuk menahan tangis. Begitu pula pada rakaat kedua. Usai salat, imam memimpin doa dengan menyelipkan kata virus corona di tengah lafal berbahasa Arab.

Di tempat terpisah, Masjid Al-Mochtar di Jalan Malaka, Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, juga menggelar salat Jumat dengan banyak jemaah. Salah satu jemaah, Warjita bercerita kesulitan menemukan masjid yang tetap menggelar salat Jumat di dekat kediamannya.

Pasalnya, masjid-masjid yang berada di sekitar kediamannya di wilayah Cilangkap banyak yang tutup imbas PPKM Darurat. Ia sempat berputar-putar menggunakan sepeda motornya untuk mencari masjid yang buka untuk salat Jumat.

"Saya bingung masjid di dekat rumah tutup semua yang biasa gelar salat Jumat. Sekitar 15 menit muter, dapat di Munjul sini karena dari jalan raya dengar azan, saya cari sumber azannya," kata dia saat berbincang dengan CNNIndonesia.com usai salat Jumat.

DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang menerapkan PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali. Kebijakan itu menginstruksikan agar tempat ibadah di zona PPKM Darurat untuk ditutup guna menekan angka penularan virus corona.

Warjita mengetahui ihwal kebijakan PPKM Darurat tersebut. Namun, ia berdalih sudah terbiasa menjalani kegiatan salat Jumat secara langsung di masjid sebelum penerapan PPKM Darurat. Warjita pun waswas tertular virus corona ketika menjalani salat Jumat berjemaah. Terlebih, saat ini varian corona sudah bermutasi dengan tingkat penularan yang makin cepat.

Meski demikian, ia meyakini telah mematuhi standar protokol kesehatan dengan ketat saat salat Jumat. Ia optimistis tetap terjaga kesehatannya dan terhindar dari corona.

"Waswas sama corona varian Delta pasti ada. Tapi Insyaallah saya selalu pakai masker dobel, dan bawa sajadah sendiri. Dan lihat sendiri tadi kan saya [ambil] di saf belakang, biar ada jarak dengan [jemaah] yang lain," kata dia.

Senada, Dirgayuda, salah satu jemaah Masjid Al-Mochtar lainnya mengatakan sudah terbiasa mengikuti salat Jumat di masjid tersebut. Ia juga tak berpikir untuk mengganti salat Jumat dengan salat Zuhur seperti yang diimbau MUI imbas PPKM Darurat belakangan ini.

MUI sempat mengimbau umat Islam untuk mengganti ibadah salat Jumat dengan salat Zuhur di rumah masing-masing. Dirgayuda pun khawatir dengan penyebaran virus corona di Jakarta belakangan ini.

Namun, ia berikhtiar tetap menerapkan protokol kesehatan ketika beribadah di masjid selama pandemi. "Jujur khawatir tetap ada. Dari zaman PSBB dulu sampai sekarang tetap taat prokes aja saat beribadah dan kalau ke luar rumah," kata dia. 

Pemerintah telah memberlakukan PPKM Darurat Jawa-Bali sejak 3 sampai 20 Juli 2021 mendatang. Sejumlah pembatasan mobilitas masyarakat turut diterapkan pemerintah untuk menekan laju penularan. Salah satunya dengan menutup tempat-tempat ibadah di zona PPKM Darurat. Jakarta dan Tangerang Selatan sendiri masuk dalam zona yang menetapkan PPKM Darurat.