Putri Tukang Becak Lulus S2 ITB, Gelar Master Diraih Cuma 10 Bulan
Tahun lalu, Herayati Sawitri, menyedot perhatian publik. Putri tukang becak asal Kota Cilegon, Banten ini menorehkan prestasi membanggakan. Dia meraih gelar sarjana (S1) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan predikat Cum Laude.
Kali ini, Herayati kembali menorehkan prestasi. Hera lulus dari jenjang S2 di almamaternya pada 20 Juli 2019 lalu.
Sama seperti saat kuliah tingkat Sarjana, kali ini Herayati mengukir prestasi dengan menghabiskan pendidikan master hanya dakan waktu 10 bulan.
" Saya ambil S2 Kimia. Masa studi kurang lebih 10 bulan. Hera lulus sidang Magister 15 Mei lalu," kata Hera, dikutip dari BantenNews.co.id.
Setelah lulus S1 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77, Hera mendapat kesempatan menempuh studi S2 melalui program beasiswa Fast Track ITB. Dia mengambil Program Pascasarjana Kimia.
Mengabdi Sebagai Dosen di Banten
Usai meraih gelar Magister, Hera punya keinginan mengabdi di Banten sebagai dosen. Dia sudah diminta menjadi pengajar oleh pihak rektorat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
" Setelah wisuda saya ingin mengabdi di Banten," kata Hera.
Selain menjadi dosen, Hera masih punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Tetapi, mimpi itu akan dia wujudkan beberapa tahun lagi setelah dia resmi mengajar di Untirta.
" Pengennya nanti setelah resmi jadi dosen, mungkin 2021 akan ambil studi S3," kata Hera.
Putri Pengayuh Becak Lulus ITB dengan Predikat Cum Laude
Gadis kelahiran Cilegon, Banten, Herayati, membuktikan kekurangan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Gadis putri seorang tukang becak ini lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan predikat Cumlaude.
Herayati menamatkan pendidikan sarjana di Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna yaitu 3,77. Bahkan sat menjalani kuliah semester V, IPK Herayati masuk kategori sempurna, 4,00.
Selama kuliah, Herayati tidak mengandalkan uang dari orangtua. Mahasiswi berprestasi ini mendapatkan beasiswa Bidik Misi.
Herayati mengaku sudah lama ingin kuliah di ITB dengan beasiswa. Dia terinspirasi oleh salah satu alumni di sekolahnya yang bisa kuliah di kampus yang sama tanpa uang pribadi sepeserpen, sepenuhnya dari beasiswa.
" Saya juga ingin berkuliah tanpa membebankan biaya ke orang tua," kata Herayati dikutip dari itb.ac.id, Kamis 26 Juli 2018.
Meski begitu, dia tidak sepenuhnya menggantungkan pembiayaan dari beasiswa. Herayati juga mencari yang tambahan dengan menjadi guru les privat untuk mahasiswa tingkat pertama ITB.
Meski sibuk dengan tugas kuliah dan mengajar, nyatanya Herayati tetap bisa berprestasi. Awal tahun 2017, gadis ini mendapatkan penghargaan dari Dosen FMIPA karena IP yang selalu sempurna sejak semester I sampai semester V.
Tak hanya itu, Herayati juga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam Asia Pasific Future Leader Conference 2017 di Kuala Lumpur. Dia merasa sangat bangga menjadi wakil Indonesia.
" Ini salah satu momen yang tak terlupakan selama menjadi mahasiswa karena bertemu dengan orang-orang dari negara lain," ucap Herayati.
Prestasi tersebut membuat Herayati mendapat banyak dana bantuan pendidikan. Beberapa di antaranya seperti dari Pemerintah Kota Cilegon, Kepala Staf Presiden Moeldoko, dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.
Saat ini, Herayati tercatat sebagai mahasiswi program fast track yang dicanangkan ITB. Program ini memungkinkan seorang mahasiswa menempuh pendidikan S1 sekaligus S2 selama lima tahun.