Seandainya Cinta Bisa Memilih
ADA orang yang mencintai kemudian orang yang dicintai membalas cintanya. Mereka kemudian ditakdirkan bersama dalam ikatan pernikahan. Takdir yang mulus yang diharapkan semua orang.
Namun yang seringkali menimpa mayoritas orang, dia mencintai seseorang tapi cinta itu tak terbalas dan bertepuk sebelah tangan.
Dia merindukan dan menyebut seseorang di sepertiga malam namun seseorang tersebut merindukan dan menyebut nama lain dalam sepertiga malamnya.
Ada lagi yang begini, datang seseorang yang sangat mencintai dan senantiasa menyebut namanya dalam doanya. Tapi dia sama sekali tak mencintainya. Membuka Hati sedikitpun tidak.
Ada lagi yang sama-sama mencintai namun pada akhirnya terhalang restu orang tua. Berjuang bersusah payah bersama tapi tetap restu itu tak dikantonginya. Menangislah mereka dalam kepedihan.
Yang paling menyedihkan adalah cinta dia yang teramat dalam pada seseorang. Hingga dia berkorban banyak untuk yang dicintainya. Awalnya dia memberikan harapan, namun pada akhirnya meninggalkan karena sosok lain.
Begitulah takdir cinta. Biarpun lebay kedengarannya, mereka yang belum merasakan mungkin akan mengatakan kamu terlalu baperan. Hanya dia yang paham betapa menderitanya cinta yang tak berakhir di pelaminan.
Seandainya cinta bisa memilih, tentu kita tak akan pernah mengalami patah hati. Karena kita sendiri yang mengendalikan pada siapa hati ini akan berlabuh.
Namun cinta itu takdir. Bersama dengan yang dicintai atau tidak itu adalah bagian dari ujian. Apakah kamu melewati ujian itu dengan ketaatan atau protes dan membangkang.
Begitulah takdir cinta. Kalo kamu bertanya-tanya kenapa jodohku belum juga datang? Kenapa taarufku gagal terus? Kenapa restu orang tua tak kunjung didapatkan? Jawaban simpelnya ya takdir. Begitulah takdir jodohmu. Seseorang itu masih Allah simpan.
Seandainya cinta bisa memilih. Pada siapa Ia akan berlabuh. Tentu tak akan ada patah hati, tak akan ada pelajaran dan kenaikan kelas. Jadi terkadang memang begitu takdirnya. Yang kita lakukan adalah menerima, ikhlas, mensyukuri, belajar untuk lebih baik lagi dan terus memperbaiki diri.
Sumber: islampos