Gairah Kebaikan
SANG Raja termenung. Bingung. Hatinya resah. Galau tak tentu arah. Memikirkan masa depan rakyat dan nasib negara. Sebentar lagi ia akan lengser dari tahtanya, akan menurunkan mahkotanya. Maka, harus ada penggantinya.
Tapi, ada yang mengganjal di hatinya. Putranya seorang pemalas. Pemuda lemah. Tak bisa diharapkan. Juga dangkal cara berpikirnya. Tak ada jiwa kepemimpinan yang melekat padanya. Tak ada talenta pemangku kebijakan dalam dirinya. Tak ada trah raja dalam pribadinya. Menyedihkan dan mengkhawatirkan!
The power of love!
Ini dia. Sebuah cara yang akhirnya ditemukan oleh sang raja. Kekuatan cinta. Yang dengan kekuatannya manusia bangkit. Dari minder menjadi super. Dari pengecut menjadi pemberani. Dari lemah menjadi kuat. Dari malas menjadi rajin. Dari pelit menjadi dermawan. Dari suram menjadi cerah.
Lantas sang raja mendatangkan gadis-gadis cantik ke istana. Suasana menjadi ramai dan meriah. Kuncup bunga mawar tumbuh mekar dan berbunga. Semerbak harum mewangi menghiasi interaksi, memeriahkan suasana istana yang megah lagi indah.
Sang raja berharap agar anaknya, putra mahkota, jatuh cinta kepada salah seorang gadis tersebut.
Ibarat pagi mengharapkan mentari, menyibak malam dan datanglah siang. Apa yang diharapkan raja menjadi kenyataan, putra mahkota jatuh cinta pada salah seorang di antara mereka. Jatuh hati pada seorang gadis cantik nan jelita. Sebuah syair mewakili perasaanya:
Semenjak aku mengenalmu
Hatiku berdebar selalu
Pikiran melayang mengingatmu
Jiwaku berguncang karenamu
Oh Tuhan
Bantulah aku menyemaikan rasa ini
Agar aku tak sendiri
Agar ada kekasih penyejuk hati
Berbinar mata sang raja mendapati kenyataan ini. Lalu kepada gadis itu sang raja berpesan, “Kalau putraku menyatakan cinta padamu, katakan padanya: ‘Aku tidak cocok untukmu. Aku hanya cocok untuk seorang raja atau seseorang yang berbakat jadi raja’.”
Benar saja, putra mahkota itu menyatakan cintanya kepada sang gadis. Lalu gadis itu menyampaikan pesan sebagaimana permintaan sang raja. Dan benar pula. Putra mahkota terbakar semangatnya. Menyala. Berkobar.
Bergejolak. Putra mahkota itu tertantang untuk melakukan perbaikan pada dirinya.
Ia beraksi dalam langkah nyata. Belajar segala hal yang bisa meningkatkan kualitas diri. Melatih diri agar layak jadi raja.
Ternyata tak perlu waktu lama, putra mahkota itu kini telah menjelma menjadi pemuda yang perkasa, piawai dan cerdas. Perubahan ini terjadi karena cinta. Disebabkan oleh kekuatan cinta.
Begitulah cinta! Kekuatannya bisa membakar manusia untuk melejitkan potensi diri, menggugah inspirasi dan timbul semangat diri. Sehingga, dengannya manusia tampil dengan bangga dan penuh percaya diri. Cinta memang luar biasa, menjadi inspirasi yang menggugah dan mengubah.
Selamat berbenah dengan cinta Allah yang abadi. Buahnya pahala, rasanya manis mengantar indahnya surga.
Sumber: islampos.com