4 Penghalang Kebaikan dan Ketaatan Menurut Imam al-Haddad

Namun menurut Al-Imam Al-Habib Abdullah Al-Haddad dalam Risalah Al-Mudzakarah bahwa penghalang kebaikan dan dorongan keburukan itu, semuanya hampir terhimpun dalam empat hal:

  1. Kebodohan
  2. Lemahnya keyakinan (Iman)
  3. Panjang Angan (Lupa akan kematian)
  4. Makan secara haram dan syubuhat

Berikut penjelasan ringkas dari setiap perkara tersebut.

  1. Kebodohan

Kebodohan adalah asal dari segala keburukan dan sumber bagi setiap kerugian, orang yang bodoh termasuk dalam kecaman Allah SWT. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dunia ini terkutuk, dan terkutuk pula segala sesuatu di dalamnya, kecuali dzikir (ingat kepada Allah dan mengingatkan kepada-Nya), orang yang berilmu (kiyai), dan pencari ilmu (santri).”

Sayyiduna Ali Karramallahu Wajhah berkata, “Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dari kebodohan, dan setiap orang adalah musuh bagi sesuatu yang ia tidak ketahui.”

Banyak sekali kecaman dan peringatan untuk menjauhi virus kebodohan. Bahaya kebodohan bagi keberagamaan seseorang ialah dapat menjadikannya meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-larangan-Nya.

Jalan keluar dari gelapnya kebodohan ialah cahaya ilmu.

  1. Lemahnya Iman (Keyakinan)

Lemahnya iman merupakan bencana dan malapetaka, karena ia adalah sifat tercela yang melahirkan banyak sikap-sikap tercela, seperti meninggalkan amal kebaikan padahal ia mengetahuinya, tidak peduli untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang akan keburukan, takut tidak mendapat rizki dan ambisius dalam mengejarnya, mengharap ampunan Allah tanpa usaha dan amal; dll.

Semangat seseorang dalam melaksanakan perintah Allah serta kegigihannya dalam menjauhi larangan-Nya tergantung dari level keimanan orang itu.

  1. Panjang Angan

Panjang angan adalah ungkapan tentang sikap merasa panjang umur dan masih lama di dunia. Ini menunjukkan betapa pelakunya amat ceroboh dan bodoh, sebab melalaikan kehidupan Akhirat yang pasti dengan mengutamakan kesenangan duniawi yang tak berarti.

Di antara do’a dan munajat Nabi Muhammad SAW beliau meminta kepada Allah agar dijauhkan dari sifat panjang angan; “Ya Allah pemilik segala sifat maha sempurna, aku berlindung kepada-Mu dari setiap angan-angan yang melalaikanku.”

Sayyiduna Ali berkata, “Hal yang paling kutakuti dari kalian ialah menuruti hawa-nafsu dan panjang angan; menuruti hawa-nafsu mencegah dari kebenaran, sedangkan panjang angan membuat lupa akan akhirat.”

Para pendahulu kita shalih mengatakan, “Sesiapa yang panjang angannya maka jelek amal perbuatannya.”

Sebab panjang angan, orang itu menunda amal kebaikannya, sehingga dikatakan bahwa kebanyakan teriakan penyesalan penghuni Neraka ialah karena penundaan. Ia terus menunda amal kebaikan dan menunda taubat atas kemaksiatan, sampai tiba kematiannya;

. فَیَقُولَ رَبِّ لَوۡلَاۤ أَخَّرۡتَنِیۤ إِلَىٰۤ أَجَل قَرِیب فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ

Ia berkata, ‘Aduhai Tuhanku andai Engkau menunda aku dari ajal yang dekat ini sehingga aku bersedekah dan menjadi bagian dari orang-orang baik. (Al-Munafiqun: 10)

 وَلَن یُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِذَا جَاۤءَ أَجَلُهَاۚ وَٱللَّهُ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Dan Allah tidak akan menundakan seorang pun jika telah tiba batas umurnya, dan Allah Maha mengerti apa-apa yang kalian perbuat.” (Al-Munafiqun: 11)

  1. Konsumsi haram dan syubhat

Konsumsi makanan haram dan syubhat sudah pasti dapat mencegah dari ketaatan kepada Allah, dan mendorong kepada kemaksiatan. Diriwayatkan dalam sebuah hadits marfu, “Orang yang makan halal maka mau tidak mau anggota tubuhnya akan patuh kepada Allah, sedangkan setiap orang yang makan haram maka mau tidak mau anggota tubuhnya akan bermaksiat.”

Maka hendaklah kita berhati-hati dalam memilih dan mencari makan. Salah seorang arif berkata: “Sesuatu yang dapat memutuskan dan menjauhkan seorang hamba dari Allah dan mengeluarkannya dari lingkaran kewalian hanyalah ketidak-hati-hatiannya dalam makanannya.”

Seorang yang mengkonsumsi makanan haram dan syubuhat, betapa pun ia beramal, sungguh amalan kebaikannya tidak diterima, alias tertolak. Allah menyatakan di dalam Al-Quran:

إِنَّمَا یَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِینَ

Sungguh Allah menerima hanya dari orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Maidah: 27) (AN)

Wallahu a’lam. 

Sumber: Islam.co

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel